Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘profesi’

becanda jumat siang. jangan diambil hati ya… hehe… berikut malpraktek beberapa profesi. maaf kalo salah. namanya juga becanda… 🙂

malpraktek dokter: salah diagnosa, jadi tambah sakit bahkan mati.

malpraktek hakim: salah membuat putusan, putusan/hukuman jadi tidak semestinya.

malpraktek jaksa: memainkan pasal, pidana jadi tidak semestinya.

malpraktek pengacara: melakukan tindakan diluar yang dikuasakan oleh klien. jadinya klien, dan pihak lain dirugikan.

malpraktek guru: salah ajar. murid jadi alay, suka tawuran, suka narsis, suka telanjang depan kamera.

ada lagi? ini becanda lho ya, gak usah diambil serius… :p

Read Full Post »

dua profesi, pengacara dan dokter sebenarnya sama-sama menangani klien. tapi cara klien memperlakukan keduanya berbeda.

posisinya, klien menghubungi pada malam hari. jam 12 malam. baik si pengacara maupun si dokter sudah dirumah masing-masing bersama keluarga. setelah letih seharian mengurus klien-klien yang lain.

tiba-tiba handphone si dokter berdering. kebetulan ini adalah dokter yang dikenal baik dengan klien-kliennya. sehingga jam berapapun telpon berdering dari klien, dia mengangkatnya. dia angkat telponnya, diseberang langsung terdengar suara sapa.

“selamat malam, dok. maaf saya mengganggu tengah malam begini,” ujar klien meminta maaf lebih dulu.

“iya, bagaimana?” jawab si dokter.

“dokter sekarang sedang dimana? saya…. bla…bla…bla…,” si pasien menceritakan keluhannya.

“hmm…hmm…,” terdengar sahutan dokter, sambil si pasien bercerita keluhannya di tengah malam.

“bagaimana dok?”

“saya sekarang dirumah, silahkan bawa ke rumah sakit anu. nanti disana ke bagian anu, sampaikan keluhannya. saya akan telpon rumah sakitnya dari sini. besok pagi-pagi kita ketemu di rumah sakit,” jawab sang dokter dengan halus menjelaskan.

“oh, baik dok. terima kasih ya dok,” si pasien mengakhiri pembicaraan lewat telpon.

nah, dialog diatas kurang lebih hanya intinya. bisa jadi di kejadian sebenarnya dialog lebih cepat, atau mungkin lebih panjang.

sementara di tempat lain, pada waktu yang sama si pengacara ditelpon oleh kliennya. segera telpon diangkatnya.

“malam pak, maaf mengganggu,” sapa si klien dengan suara panik.

“iya, bagaimana pak?” jawab si pengacara.

“aduh pak, saya ditangkap. bagaimana ini pak? tolong saya, segera kesini pak.”

“bapak tenang dulu, jangan berikan keterangan apapun. besok pagi-pagi sekali saya dampingi bapak.”

“aduh bapak ini bagaimana sih, bapak kan pengacara saya. saya sedang kena masalah malah menghindar. bla…bla…bla…,” si klien pun memaki.

dialog antara klien dengan pengacaranya tidak selesai sampai disitu. kalau si pengacara tidak datang, maka pada umumnya setiap jam atau bahkan setiap saat pasti si klien menelpon sambil panik dan memaki. kalau pengacara datang, waktu istirahat terbuang.

silahkan dibandingkan perlakuan klien kepada dokter dan pengacara. klien pengacara pada umumnya “sadis”. karena mereka datang saat masalah sudah menjadi pelik, rumit, dan ruwet. saat masalah masih sederhana, yang sebenarnya masalah masih bisa diperbaiki, mereka enggan meminta bantuan.

tapi buat saya, itu resiko pekerjaan. jangan salah, terhadap kasus tak berbayar pun ada klien yg seperti ini. walaupun mungkin mereka lebih sopan karena sadar tidak membayar.

saya ingin katakan, semua profesi adalah mulia. dan kita yang menjalankan profesi tersebut yamg harus mampu menjaga kemuliaannya. klien andalah yang sesungguhnya bisa menilai, anda sudah menjalankan profesi dengan baik atau tidak.

Read Full Post »