Feeds:
Pos
Komentar

Archive for the ‘Jalan-Jalan’ Category

Alasan Diam

Tolak Parpol Masuk KPU

“Kenapa kamu diam?” Tanyanya malam hari usai pertemuan berlangsung. Ada dua alasan ketika saya diam. Pertama, sedang mendengarkan dan mencoba memahami apa pembicaraan yang terjadi. Untuk kemudian berbicara termasuk mengutarakan pendapat. Kedua, menandakan tidak tertarik dengan pembicaraan yang ada.

Saat itu yang terjadi adalah alasan kedua. Kenapa sampai tidak tertarik? Alasan ini panjang. Pembicaraan yang berulang dan merasa lelah dengan perdebatan. Di pertemuan itu, saya memang lebih memilih menikmati keindahan ciptaanNya… 🙂

Read Full Post »

Pagi ini, 20 September 2011, listrik belum terbayar, demikian juga dengan air PDAM. Padahal ini adalah hari terakhir, terutama untuk pembayaran listrik. Saya memilih membayar keduaya di BPR dekat rumah. Malas antri kalau membayar di bank besar. Bahkan ATM BPD pun biasanya antri, kalau tidak rusak.

Sambil membenahi posisi parkir motor, tiba-tiba saya dikejutkan dengan panggilan dari belakang. Saya pun menoleh. Dia yang memanggil saya adalah seorang perempuan. Berkulit putih, ramping, berjaket dan bercelana hitam. Dia masih diatas sepeda motornya dengan tetap mengenakan helm. Melihat saya menoleh, dia kembali memanggil. Saya mendekatinya, lalu dia membuka kaca helmnya. Hmm, cantik. Namun dengan jelas saya melihat air matanya berurai.

(lebih…)

Read Full Post »

Ilmu Baru dari Yogya

 

Sebenarnya acara saya di yogya tanggal 23-26 Agustus kemarin tidak ada hubungan dengan ilmu baru ini. Agenda resminya mengikuti acara workshop finalisasi penelitian rekrutmen dan keuangan parpol. Di agenda resmi, tidak ada keterkejutan baru yang ditemui. Ada sih beberapa hal, tapi masih kalah dengan menulis sejarah kampung ini.

Kamis malam, 25 Agustus 2011 seluruh agenda workshop sudah selesai. Seseorang yang sejak awal sebelum acara ingin saya ajak ngobrol ternyata memilih pulang duluan. Agenda malam itu saya ubah. Saya membuat janji dengan kawan lama, faiz. Ia berdomisili di yogya. Faiz ini kawan yang saya kenal saat masih mengurus pers mahasiswa dulu.

Ia dulu di LPM Ekspresi Universitas Negeri Yogyakarta. Saat kami bertemu kembali di facebook beberapa tahun lalu, saya janji ke dia kalau ke yogya pasti saya menghubungi dia. Dan kali ini adalah bagian dari pemenuhan janji saya. Sekaligus ingin berbagi cerita antar kawan.
(lebih…)

Read Full Post »

Saat pembahasan nilai substansial (value=substansial) dalam pertemuan Accra Preparation for Electoral Justice, Januari 2011 lalu. Hampir seluruh delegasi yang berasal dari berbagai negara setuju, bahwa penyelesaian masalah hukum dalam Pemilu harus mengedepankan nilai substansi. Pembahasan nilai substansial ini cukup singkat dibandingkan pembahasan nilai-nilai yang lain. Karena semua pun menginginkan setiap permasalahan yang muncul, maka substansilah yang harus menjadi pertimbangan utama. Bukan hal-hal yang sifatnya teknis dan administratif.

Namun saat akan beralih ke nilai-nilai yang lain, delegasi dari Indonesia melakukan interupsi. Menurutnya, pengutamaan nilai substansial akan sulit dilaksanakan di Indonesia. Karena hukum di Indonesia berdasar pada teks yang tertera dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga banyak terjadi justru pada perdebatan teks, bukan substansi permasalahan.
(lebih…)

Read Full Post »

click here to read english version

Kemarin ada hal yang mengejutkan kami. Lampu pengatur jalan (traffic lights) di depan Patung Kuda terpasang solar cell! Dan hari ini kami melihat traffic lights di depan Patung Ngurah Rai juga terpasang baru.

solar cell in Bali

Sumber energi baru akhirnya datang ke Bali. Tentu kita memang butuh pengembangan banyak hal berkaitan energi terbarukan. Dan traffic lights dengan solar cell ini, walaupun masih kecil, setidaknya bisa merubah opini tentang ketergantungan kita terhadap energi gas dan minyak bumi. Bahkan, perlahan bisa meninggalkan ketergantungan dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). (lebih…)

Read Full Post »

Feels Like on “Night Markets”

When we come to Ngurah Rai Airport Bali, we feel so crowded. On the arrival terminals we show a lot of people sit down everywhere. “This is terminal for airplane, or bus?” we thought. We can’t blamed peoples who sit on pedestrians. Because the chair, place for sitting down not avaliable for that. The management of Ngurah Rai airport seem not prepared to serve people on the yard in front of domestic arrivals gate.

We can see many people getting tired waiting with stand up for half an hour or more. They are tired, but there are no chair around the place. Then they go to sit down on everyplace. Here are the picture:

people everywhere 2 people anywhere 1 people everywhere 3

Probably the management arranged that people who want to picked up guest to eat or waiting on the warungs around domestic arrivals? Becouse we seen there are many warungs there. We can meet Kentucky Fried Chicken (KFC), Polonia Cafe, Warung Padang, Bali Cafe, Warung Pojok, Warung Soto Ayam Kampung, D’ Kedai (this seems like food centre, because we can meet Rotiboy, Trattoria Pizza, and Warung Padang), Starbucks, Solaria, and more than two small warung.

But, we saw this warung everywhere not different with “Night Market”. The differences between Night Market usually use cart (gerobak kaki lima) or small kios. But in Ngurah Rai airport the warung build with standard for cafe, more clean, and more modern. The crowd? Similar! Here are the picture: (lebih…)

Read Full Post »

Wanna rent transportation in Denpasar – Kuta – Sanur, Bali area? We give you average price. If they give you higher then this price, say to them “Mahal Banget!”

Bicycle = Sepeda Gayung . rent for 1 hour price is Rp. 10.000,- we don’t have exactly price for rent in one day, one week, or one month for bicycle. Sorry…

Motorcycle = Sepeda Motor. One day rental prices are Rp. 20.000,- until Rp. 35.000,- depend on motorbike type. One Month prices Rp. 200.000,- up. But this prices not for big motorbike rental prices (harley davidson, etc). (lebih…)

Read Full Post »

For everyone who wanna buy property (villa / apartment) with river view in Denpasar & Kuta Bali, ask the developper to keep the river always clean. So you can enjoy with your property, and public enjoy with the river.

Ini bahasa tipuan yang bener-bener mujarab buat jualan properti di Denpasar & Kuta. Memakai sistem penjualan di kota-kota besar di Indonesia, orang pun belum tahu persis lokasinya. Pameran gede-gedean di Jakarta, Yogya, Surabaya. Seringkali temen dari kota-kota itu pas datang ke Denpasar nanya dimana sih lokasinya, setelah melihat mereka kaget. Hehehe…. Kaciaaan…

Tingginya income pemda di Bali dari sektor pariwisata kayaknya emang timpang dengan pengelolaan daerahnya. Kebersihan yang masih jadi prioritas, yang sering nampak dan cukup membedakan Denpasar – Kuta dengan daerah lain di Indonesia baru sebatas pasukan kuning tukang sapu jalan dan truk pengangkut sampah. Tapi, lihat daerah aliran sungai sekitar Denpasar – Kuta nampaknya masih sulit terjamah perawatannya.

Kalau pagi hari lewat sepanjang jalan dari jalan raya kuta sampai jalan imam bonjol denpasar kita gampang lihat pemandangan menyedihkan. Para pedagang (mereka bukan kaki lima lho!) yang punya toko sepanjang jalan itu pada buang sampah ke sungai. Sore hari masih di sepanjang jalan yang sama, beberapa perusahaan garment dengan rutin membuang limbahnya. Buih-buih busa limbah penuh di aliran sungai ini. Sungai yang dimaksud ya satu jalur aliran dengan yang dibangun properti tadi.

Belum lagi aliran tukad Badung (tukad=sungai, bhs Bali), yang penuh dengan kotoran. Di aliran sungai ini beberapa kali diadakan pembersihan. Tapi yang mengadakan lembaga atau organisasi independen, bukan pemerintah. Hasilnya bersihnya pun temporer. Pemerintahnya juga beberapa kali membersihkan, tapi sama, paling banter setahun tiga kali.

Proyek pembersihan sungai kayak gini, bagi kami sifatnyamengobati. Kalau pakai bahasa kesehatan bukankah lebih baik mencegah. Tentu saja lebih penting masyarakat sekitar sungai sadar pentingnya kebersihan aliran sungai. Membangun kesadaran memang bukan sekali jalan langsung bisa, tapi perlu usaha dan waktu. Masalahnya siapa yang mengusahakan dan harus meluangkan waktu untuk membangun kesadaran ini. Kalo pemerintah jargonnya melayani masyarakat, ya tentunya pemerintah dong. (lebih…)

Read Full Post »

Older Posts »