Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Agustus, 2011

ide adalah

Pagi itu agak tergesa saya mau berangkat meninggalkan rumah. Sudah rapi. Semua perlengkapan dan peralatan tempur sudah masuk dalam tas. Lalu saya memanaskan motor. Sambil menunggu, saya masuk rumah untuk berpamitan. Terutama kepada laki-laki kecil saya, Bagas.

“Papa berangkat dulu ya,” saya pamit ke dia sambil saya mengulurkan tangan untuk salim.

(lebih…)

Read Full Post »

http://www.thomasandfriends.com

thomas and friends

Beberapa pagi lalu menjelang saya berangkat. Saya sedang memakai sepatu sambil duduk di kursi di ruang tamu. Ia di depan saya, duduk di kursi kecil warna biru kepunyaannya. Menghadap meja didepannya dengan kereta api Thomas beserta beberapa gerbongnya. Sambil memaju-mundurkan keretanya diatas meja, Bagas menatap ke saya. Tiba-tiba dia bertanya, “papa mau kemana?”

“Papa mau pergi,” jawab saya sambil memberi senyuman untuk dia.
“Pake sepatu?” Tanya dia lagi.
“Iya, ini kan lagi pake sepatu. Pake kaos kaki dulu, terus pake sepatu.”
“Pa, kalo ke Carrefour pake sepatu gak?” Lanjut dia bertanya. Tangannya masih memegang keretanya. Tapi pandangan matanya masih menatap saya.
“Pake sepatu dong. Biar rapi,” jawab saya, asal.

(lebih…)

Read Full Post »

Malam itu Bagas sedang asik bermain di kamar bersama mamanya. Bagas loncat-loncat diatas kasur sambil tertawa cekikikan tiada henti. Giginya yang hancur dibagian depan karena kebanyakan makan coklat terus menerus tampak jelas mengiringi tawanya. Sepertinya dia bahagia sekali. Sesekali mamanya terbahak melihat aksinya. Merasa Bagas sudah nyaman di kamar bersama mamanya, saya memilih asik menonton tv di ruang tengah.

Selang beberapa lama, nampaknya dia sudah tidur-tiduran. Tidak lagi loncat-loncatan. Sayup-sayup saya mendengar Bagas bertanya ke mamanya, tak jelas pertanyaannya terdengar. Lalu mamanya menjawab, Bagas lalu terbahak mendengar jawaban mamanya. Beberapa kali demikian. Lalu sesekali mamanya juga bertanya ke Bagas, ia menjawabnya. Lalu mereka berdua terbahak. Lagi-lagi saya merasa situasi cukup kondusif untuk melanjutkan menonton tv.

Kira-kira setengah jam kemudian tiba-tiba Bagas keluar kamar dan menghampiri saya sambil tertawa-tawa. Mamanya mengikuti dibelakangnya, juga sambil terbahak. Saat wajah Bagas berhadapan langsung dengan wajah saya dalam jarak yang cukup dekat Bagas langsung berkata, “Pa, sekarang panggil Bagas jadi TYO! Namanya Bagas Adiwityo, dipanggil Tyo!”
(lebih…)

Read Full Post »