Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Maret, 2011

Kategori Sastra

Sepertinya blog ini harus menambahkan kategori sastra.
karena saya lagi belajar menulis yang sok nyastra.

mudah-mudahan bukan sastra mendayu… hehehe… 😀

Read Full Post »

Berkali-kali punya domain, baru kali ini rasanya benar-benar serius dan merasa alamat domain ini begitu berharga. soalnya namanya seksi, http://vibali.com. nama domain yang menarik, bukan?

awalnya saya kira teks “vibali” ini tanpa arti. karena saya hanya mengejar kedempetan makna antara villa, yakni property yang saya jual. dan bali, lokasi tempat domisili usaha. ternyata, vibali punya makna “perempuan muda”, dalam bahasa sanskrit. wew… 🙂
(lebih…)

Read Full Post »

Masihkah Kau Hijau?

Masihkah kau hijau?
Seperti kini perlahan menjadi magenta… :p

Read Full Post »

Si Anak Blasteran

Depan rumah tinggal orang blasteran. Bukan, blaster lokal-interlokal, tapi keduanya interlokal beda negara. Cewekny rusia, cowoknya itali. Punya anak 1, cowok, umur hampir 2 tahun.

Anaknya ini teman dekat anakku, Bagas. Nama anak itu Robertino, biasa dipanggil Robi. Heran juga, Bagas paling seneng maen berantem sama Robi ini. Si Robi juga kalo dikasari anakku biasanya diem aja, malah kadang cuma ketawa-ketawa.
(lebih…)

Read Full Post »

Ketegasan sikap partai politik sebagai lembaga publik ternyata masih menjadi tanda tanya. Parpol masih berharap bantuan APBN/APBD, tapi kalau diminta audit senang main kucing-kucingan.

Diluar persoalan penggunaan dana pemerintah, parpol jelas menguasai segala lini kehidupan bernegara. Artinya, parpol berhubungan langsung dengan publik. Saat ini, seluruh jabatan publik mau tidak mau harus berhubungan dengan parpol. Tapi, tingkah laku parpol sudahkah layaknya lembaga publik?
(lebih…)

Read Full Post »

Nyepi Yang Berbeda

Nyepi 1933/2011 kali ini berbeda. sebenarnya yang berbeda hanya lokasi menikmati nyepi. kalau biasanya dirumah, kali ini dihotel.

sejak beberapa tahun lalu keinginan menikmati nyepi di hotel sudah ada. bukan sok mewah, tapi malas menghadapi ketegangan yang bagi saya justru mengganggu nyepi itu sendiri. setidaknya, kalau dihotel, ketegangan itu milik para pekerja hotel. bukan para tamu yang menginap.

ternyata, hotel juga menutup celah cahaya. sama seperti dirumah-rumah. bedanya, pegawai hotel yang mengerjakan menutup celah itu. makanan, jelas tinggal bayar. menghadapai pecalang? nah, ini juga bukan kami, tapi pegawai hotel yang menghadapi mereka (really like this part :D). selebihnya, kegiatan sama seperti hari biasa.

perlahan, satu-persatu keinginan saya terpenuhi. mau dengan cara disengaja maupun kebetulan seperti kali ini. esok tidak tahu apalagi yang akan terwujud.
dan pagi ini sudah ngembak geni. suasana sudah kembali seperti hari biasanya.
kami mau jalan-jalan. sudah ada yang jualan bubur ayam atau belum ya?

Read Full Post »